Pembangunan Bendungan Mbay, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Pembangunan Bendungan Mbay, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Upaya Meningkatkan dan Menjaga Produktivitas Lumbung Padi Pulau Flores

Dataran Mbay merupakan Ibu Kota dari Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tingkat pertumbuhan penduduk dan permukiman berkembang dengan pesat. Kondisi kebutuhan air di dataran Mbay yang ada saat ini telah diprediksi dan ditinjak lanjuti sejak Tahun 1999 dengan studi perencanaan untuk pembangunan Bendungan Mbay atau yang juga disebut Bendungan Lambo. Dengan pembangunan Bendungan Mbay ini diharapkan akan meningkatkan intensitas tanam di Daerah Irigasi (DI) Mbay. Disamping untuk penyediaan air baku untuk Kota Mbay dan sekitarnya, Bendungan Mbay akan berfungsi sebagai pengendali banjir di dataran Mbay.

Penyediaan air untuk berbagai kebutuhan menjadi prioritas utama dalam pengembangan Sumber Daya Air (SDA) di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melakukan berbagai upaya untuk dapat mengatasi persoalan tersebut. Salah satu upaya dalam pengembangan SDA dibawah Balai Wilayah Sungai (BWS} Nusa Tenggara II adalah dengan pelaksanaan pembangunan Bendungan Mbay.

Selain pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, BWS Nusa Tenggara II juga sedang melaksanakan Proyek Strategis Nasional (PSN) lainnya, yaitu Pekerjaan Konstruksi Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Bendungan Manikin di Kabupaten Kupang.

Dataran Mbay sendiri merupakan lumbung padi di Pulau Flores, kawasan Mbay terletak di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Aesesa yang mempunyai potensi pengembangan daerah irigasi yang potensial sekitar 5.200 hektar dan Sungai Aesesa mempunyai luas daerah pengaliran sebesar 1200 km2 yang mengalir melalui dataran Mbay. Dengan kondisi ini, maka lokasi‐lokasi potensial yang dapat dikembangkan untuk menampung air seperti embung dan bendungan perlu segera ditindaklanjuti dengan melakukan studi lebih lanjut, dimana salah satu lokasi potensial tersebut adalah Lambo.

Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Fernando Rajagukguk S.S.T., M.T menjelaskan, pembangunan Bendungan Mbay diutamakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan kebutuhan irigasi, disamping manfaat lain adalah pengendalian banjir dan melestarikan sumber daya air. Dengan uraiannya, penyediaan air baku untuk masyarakat di sekitar dengan debit 205 liter per detik dan suplai air untuk D.I. Mbay Kiri 932.6 hektar dan D.I. Mbay Kanan 4.966 hektar. Pengendalian banjir sebesar 283.33 m3/det bagi daerah hilir bendungan di Kecamatan Aesesa, juga sekaigus sebagai potensi pariwisata.

Lokasi Bendungan Mbay terletak di sungai Lambo, desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, topografi daerah studi terletak pada ketinggian 400 – 500 mdpl.  Aksesibilitas menuju lokasi bendungan dapat ditempuh melalui dengan jalan darat dengan menempuh jalan raya dengan rute Jalur jalan Ende – Nangaroro – Aegela – Raja – Jawatiwa berupa aspal yang agak rusak di beberapa tempat sekitar 75 km.

Baca artikel lengkapnya di Majalah Techno Konstruksi (Fisik dan Digital)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright 2023 PT MULTIKARYA SUBUR ABADI – All Right Reserved.