Penyokong Sektor Pertanian Sentrum di Pulau Jawa.
Hasil dari pembangunan Bendungan Jragung yang berada di Kabupaten Semarang nantinya akan memberi manfaat bertambahnya pasokan air baku dan irigasi lahan pertanian yang meluas hingga ke Kabupaten Grobogan dan Demak. Bagi wilayah kota Semarang sendiri, selain sebagai penyedia kebutuhan air baku, Bendungan Jragung tentunya akan berperan sebagai pengendali banjir. Bendungan Jragung memiliki kemampuan mereduksi banjir ke area hilir sekitar 45% dari debit banjir yang ada.
Sebagai wujud upaya akan ketahanan pangan nasional, pembangunan Bendungan Jragung akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya. Suplai air Daerah Irigasi (DI) Jragung seluas kisaran 4,528.00 Hektar, dengan eksisting 4,053.00 Hektar dan peningkatan 475.00 Hektar. Dengan adanya suplai air yang kontinu dari bendungan Jragung ini, diharapkan, petani yang sebelumnya hanya satu kali tanam setahun, bisa bertambah menja[1]di 2-3 kali tanam dengan pola tanam Padi – Padi – Palawija.
Dengan kapasitas tampung 90 juta m3, Bendungan Jragung akan menyuplai kebutuhan air baku sebesar 1000 liter per detik. Dibagi menjadi 500 liter per detik un[1]tuk Semarang kota dan kabupaten, 250 liter per detik untuk Grobogan, dan 250 liter per detik untuk Demak. Bendungan Jragung juga berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dengan Kapasi[1]tas Sebesar 1400 kW.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menetapkan proyek bendungan Jragung sebagai salah satu dari enam bendungan di Jawa Tengah yang masuk kedalam Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian No 21 Tahun 2022.
Terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Provin[1]si Jawa Tengah, pembangunan Bendungan Jragung yang berada dibawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR terus diupayakan percepatan penyelesaiannya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Dr. Harya Muldianto, ST., MT. memaparkan, dalam pengelolaan sumber daya air ini ada 3 bendungan, irigasi dan infrastruktur dasar pendukung Kawasan Indutri Terpadu (KIT) Batang yang masuk kedalam PSN di JawaTengah. Dalam pencapaiannya, BBWS Pemali Juana telah menyelesaikan Bendungan Logung d iKabupaten Kudus dan Randugunting di Kabupaten Blora.
Lebih luas dan spesifik lagi, Kapala Balai Harya menyebutkan, menjadi program yang sedang kami laksanakan dan kedepannya di BBWS Pemali Juana adalah yang pertama pada pengendalian banjir. Baik banjir yang sebabkan oleh curah hujan maupun rob akibat pasang air laut. “Nah itu meliputi untuk daerah-daerah di sisi sepanjangPantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kota Semarang, Pati, terus juga di Rembang,” paparnya.
Lanjut KaBalai Harya, pembangunan Bendungan Jragung selaras dengan diikutinya pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi, seperti DI Glapan di Kabupaten Grobogan dan Demak, juga DI Logung di Kabupaten Kudus. Ini merupakan salah satu program unggulan Kementerian PUPR bersamaan penyelesaian bendungan on-going dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.
Pembangunan Bendungan Jragung itu sendiri akan menanggul Sungai Jeragung. DAS Jeragung termasuk Wilayah Sungai (WS) Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juana (Jratunseluna) yang terletak di bagian utara Jawa Tengah panjangnya melintasi 4 kabupaten. Sungai Jragung sendiri memiliki panjang 35 km dengan curah hujan rerata tahunan sebesar 2.479 mm dan inflow tahunan rerata 114 juta m3.
KaBalai Harya menekankan, sumber daya air Daerah Aliran Sungai (DAS) Jragung seluas 94 km2 yang nantinya akan terkelola oleh bendungan multifungsi Jragung ini ditargetkan dengan percepatan sudah dapat rampung konstruksi dan pengisian airnya (impounding) sekitar pertengahan tahun depan. Sehingga dapat segera memberi manfaat bagi masyarakat.
*** Untuk pelaksanaan paket pekerjaan pembangunan Bendungan Jragung, baca artikel lengkapnya di Majalah Techno Konstruksi (Fisik dan Digital)
