Specifier Roadshow: Konsep Arsitektur Hijau dan Inovasi Material

Specifier Roadshow: Konsep Arsitektur Hijau dan Inovasi Material

Sektor konstruksi dituntut dapat memberikan solusi inovatif yang mengutamakan keberlanjutan, meningkatkan kualitas sehingga mampu menghadapi perubahan iklim yang meningkat. Di sinilah pentingnya penerapan konsep arsitektur hijau, yang berfokus pada desain tepat guna, efisiensi energi dan penggunaan material ramah lingkungan. Industri material konstruksi memainkan peran penting dalam menyediakan bahan-bahan yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

Semen Merah Putih bersama Atelier Riri menggelar Specifier Roadshow untuk mempertemukan pengembang, kontraktor dan media serta narasumber dari GBCI Green Building Council Indonesia. Acara ini ini akan memaparkan konsep arsitektur hijau dan inovasi material dapat mendukung terciptanya bangunan yang sehat dan berkelanjutan. Kolaborasi Atelier Riri dan Semen Merah Putih ini, juga sudah diterapkan dalam arsitektur hijau di proyek inovatif Kiri’s House 2.2.

Dalam diskusi bertajuk “Healthy Living with Green Architecture”, Ichfan Kurniawan, Riset & Manager, Green Building Council Indonesia (GBCI), menjelaskan konsep green building atau bangunan hijau berperan sentral dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup penghuni bangunan.

“Bangunan hijau berkontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon melalui penerapan desain ramah lingkungan dan material konstruksi yang berkelanjutan. GBCI juga menekankan bahwa green building harus dilihat sebagai sistem yang terintegrasi, di mana setiap elemen, mulai dari desain arsitektur, pemilihan material hingga pengelolaan bangunan, saling mendukung untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang.” ujar Ichfan.

Menurut Ichfan, material bangunan rendah karbon menjadi salah satu aspek kunci dalam pembangunan gedung hijau. Contohnya, produsen material konstruksi, seperti Semen Merah Putih, berkomitmen melakukan penurunan emisi karbon untuk memastikan bahwa setiap tahap produksi materialnya dari pengambilan bahan baku hingga proses distribusi produk minim dampak negatif terhadap lingkungan.

Dalam kesempatan yang sama, Novriansyah Yakub, Arsitek sekaligus Pendiri Atelier Riri menjelaskan bahwa konsep bangunan hijau telah diterapkan dirinya lewat dua pilar sustainability dalam arsitektur hijau. Pertama, arsitektur hijau mengupayakan fungsi pasif bangunan yang dihasilkan dari desain dan struktur bangunan. Pilar kedua, arsitektur hijau mengupayakan fungsi bangunan yang aktif meningkatkan kualitas pengelolaan berbagai aspek bangunan.

“Fungsi pasif maupun aktif dari bangunan, keduanya didasari pada tiga aspek. Pertama, aspek sosial yang mencakup kecocokan selera dan kepuasan pengguna atau penghuni bangunan. Aspek kedua adalah budget. Aspek ini mewakili optimalisasi biaya mulai dari saat pembangunan, penggunaan hingga perawatannya. Terakhir, aspek environment atau lingkungan. Aspek ini mengacu kepada menjaga dan memelihara keseimbangan lingkungan, khususnya pada iklim tropis seperti di Indonesia,” jelas Riri.

Proyek Kiri House 2.2 yang diinisiasinya adalah pengembangan dari Kiri House 1.0 dengan bekerja sama dengan Semen Merah Putih dalam menerapkan arsitektur hijau secara menyeluruh. Proyek ini menghadirkan desain yang lebih adaptif terhadap iklim tropis Indonesia dengan penambahan fungsi ruang dan perbaikan proteksi bangunan.

“Kiri House 2.2 dirancang dengan ruang yang kompak untuk menciptakan gaya hidup praktis namun tetap estetis. Bentuknya simpel dengan geometri empat sisi, dan setiap ruangan dirancang fungsional untuk menciptakan integrasi ruang yang optimal,” lanjut Riri.

Riri juga menyoroti tantangan utama dalam mendesain Kiri House 2.2, yakni iklim tropis dengan kelembaban dan curah hujan yang tinggi. Ia menyatakan bahwa pada fase awal Kiri House 1.0, masalah dinding lembab menjadi tantangan besar, namun hal ini diatasi melalui inovasi dalam penggunaan material kedap air dan insulasi pada Kiri House 2.2. “Pemilihan material tahan air, seperti Semen Merah Putih Watershield, sangat penting untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan penghuni,” jelas Riri.

Penerapan prinsip green building tidak hanya melibatkan desain dan material bangunan yang ramah lingkungan tetapi juga mencakup keseluruhan siklus hidup produk bahan bangunan dari hulu ke hilir. Syarif Hidayat, Head of Technical Marketing Semen Merah Putih, memaparkan bahwa Semen Merah Putih turut berperan aktif dalam mendukung konsep green building melalui inovasi material yang ramah lingkungan.

Salah satu produk unggulannya, Watershield, merupakan semen dengan teknologi water repellent yang dirancang untuk mengurangi kebutuhan material tambahan seperti bahan anti rembes. Teknologi ini memungkinkan bangunan bebas dari masalah kelembaban dan rembesan air, sehingga tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mempercepat proses konstruksi.

Melalui kolaborasi ini, Semen Merah Putih dan Atelier Riri berharap dapat memperkuat komitmen mereka terhadap arsitektur hijau di Indonesia. Proyek Kiri’s House 2.2 diharapkan dapat menjadi model bagaimana integrasi antara inovasi material bangunan dan desain arsitektur hijau dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.[hs]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright 2023 PT MULTIKARYA SUBUR ABADI – All Right Reserved.